Minggu, 08 Juni 2008

Artificial Intelegent

Artificial Intelegent
Artificial IntelligenceKecerdasan Buatan (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau AI) didefinisikan sebagai kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk Informatika relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan, menyelesaikan persamaan integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di sisi lain, hal yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai sekarang masih sulit untuk direalisasikan dalam Informatika. Seperti contoh: Pengenalan Obyek/Muka, bermain Sepakbola. Walaupun AI memiliki konotasi fiksi ilmiah yang kuat, AI membentuk cabang yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI menyangkut pembuatan mesin untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas. Termasuk contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara dan wajah. Hal-hal seperti itu telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah kehidupan yang nyata. Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam bidang ekonomi, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang telah dibangun dalam beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video game. 'Kecerdasan buatan' ini bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan, tapi juga mengkonstruksinya.Tidak ada definisi yang memuaskan untuk 'kecerdasan': 1. kecerdasan: kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan menggunakannya 2. atau kecerdasan yaitu apa yang diukur oleh sebuah 'Test Kecerdasan'Sumber :
www.bluefame.com
Artificial Intelligence: AI Qaris Tajudin, Wartawan Koran Tempo Tak ada manusia yang berharap dunia di masa depan akan dikuasai oleh komputer atau AI (artificial intelligence, kecerdasan buatan) seperti dalam The Matrix atau film-film fiksi sains lainnya. Tapi anehnya, para ilmuwan komputer dan mind philosopher berlomba membuat mesin yang mampu berpikir seperti manusia. Riset-riset mereka didanai dan didukung oleh pihak yang dalam film fiksi sains Hollywood akan menjadi musuh utama AI: angkatan bersenjata Amerika Serikat. Menurut Marvin Minsky, ilmuwan komputer dan matematika yang membuat Laboratorium AI di MIT, setidaknya ada dua alasan kenapa para ilmuwan ingin mewujudkan mimpi ini. Pertama, kita yakin mesin cerdas akan berguna. Hal ini didasarkan atas pengalaman kita pada mesin-mesin yang lebih dulu diciptakan untuk meringankan pekerjaan otot manusia. "Begitu otot manusia digantikan oleh mesin pada revolusi industri pertama, otak manusia akan digantikannya pada revolusi kedua," kata Clive Sinclair, penemu dari Inggris. Dalam The Age of Spiritual Machines (1999), futuris Ray Kurzweil meramalkan mesin dengan kemampuan intelijen seperti manusia akan muncul dalam dua dekade mendatang, dan akan merevolusi hampir seluruh aspek kehidupan kita. Saat itu manusia dan mesin menjadi setara. Kurzweil mungkin terlalu optimistis, tapi cukup populer. Sutradara I, Robot, Alex Proyas, meminta semua pemain filmnya untuk membaca buku ini. Kedua, ada "alasan negatif" di baliknya, yaitu kenyataan bahwa konsep tradisional psikologi tidak lagi mampu memberi jawaban terhadap misteri cara kerja otak. Psikologi eksperimental tak pernah lagi memberi jawaban yang meyakinkan terhadap soal-soal, seperti bagaimana manusia mengenali sesuatu? Bagaimana otak kita membuat keputusan? Bagaimana kita menciptakan ide baru? Bagaimana kita belajar dari pengalaman? Semua pertanyaan lain yang terkait dengan cara berpikir, berkesadaran, dan berperasaan. Minsky dan rekan-rekannya berharap kebuntuan itu dapat dipecahkan dengan mempelajari cara komputer berpikir. Intinya, mempelajari komputer untuk mengerti otak manusia. Analoginya begini: "Untuk memahami apa yang membuat burung bisa terbang, Anda bisa melihatnya pada kapal terbang," tulis John Brockman dalam The Third Culture: Beyond the Scientific Revolution. Seabad yang lalu, tak ada orang yang berpikir untuk membuat mesin cerdas. Baru pada 1940-an riset lapangan tentang AI--yang saat itu disebut sebagai cybernetics--dimulai. Lalu ranah ini diisi oleh ilmuwan dari berbagai disiplin, mulai komputer, bahasa, psikologi, hingga ahli saraf. Pada 1950-an komputer modern mulai muncul, dan pembahasan tentang AI bergeliat. Salah satu riset AI awal yang paling populer adalah yang dilakukan oleh John McCarthy di Dartmouth Conference pada 1956. Menurut dia, AI adalah making a machine behave in ways that would be called intelligent if a human were so behaving. Definisi ini mengikuti definisi Alan Turing dalam Computing Machinery and Intelligence (Mind, Oktober 1950). Dengan definisi ini, keduanya seperti menolak kemungkinan terciptanya AI. Pada 1960-an penelitian tentang AI mulai tumbuh. Hal ini dipicu dengan munculnya komputer bermemori besar dan pengolahan data yang lebih cepat. Pada 1970-an mulai banyak tercipta sistem yang berguna. Dan kini, "Komputer kita telah cukup kuat untuk mensimulasikan otak buatan (artificial mind)," kata Minsky dalam Smart Machines. Namun, itu bukan berarti sudah muncul AI yang sempurna (strong AI) dan mampu bekerja seperti otak kita. Problemnya adalah setiap "sistem cerdas" itu hanya mampu untuk menjalankan aplikasi tunggal yang amat khusus (weak AI). Mereka bisa lebih cerdas dari kita pada satu bidang, tapi sama sekali dungu di bidang lain. Contohnya, program komputer untuk bermain catur. Sering kali kecerdasan mereka mampu mempecundangi Garry Kasparov. Di sisi lain ada program komputer untuk menyelesaikan masalah matematika yang bisa membuat ahli matematika seperti Bertrand Russell mati kutu. Tapi masalahnya, program catur tidak dapat mengerjakan soal matematika, demikian juga sebaliknya dengan program matematika. Padahal otak Kasparov bisa mengerjakan soal matematika dan Russell bisa main catur. Kecerdasan pada satu bidang seperti ini tidak cukup untuk mengatakan mereka sebagai kembaran otak manusia. Masalah ini bisa selesai jika berbagai program itu tergabung dalam program utama dan bersinergi. Sayangnya, hingga saat ini belum ada yang bisa membuat program utama seperti itu. Kapasitas memori dan kecepatan prosesor komputer untuk mengolah data mungkin sudah mampu membuat mereka berpikir seperti manusia, tapi tidak ada peranti lunak yang mampu bekerja dengan cara kerja otak kita. Software adalah problem utama yang dihadapi para ahli AI, karena ini terkait langsung dengan kerumitan cara kerja otak manusia. Sebenarnya di sinilah letak perbedaan utama komputer dan otak manusia. Jika komputer hanya punya satu cara untuk menyelesaikan masalah, manusia memiliki berbagai pendekatan. Ada ratusan atau bahkan ribuan prinsip yang dijalankan secara bersamaan oleh otak kita untuk melihat satu hal saja. Itulah kenapa saat bermain kartu kita tidak hanya memikirkan kartu apa yang akan kita buang, tapi juga mirip siapa gambar raja dalam kartu King. Keberagaman inilah yang sebenarnya sering membuat kita kehilangan fokus. Tapi keberagaman juga yang membuat kita istimewa. "Menurut saya, perbedaan paling mencolok adalah program komputer bisa lumpuh total hanya dengan satu kesalahan. Di sisi lain, seorang manusia jika otaknya gagal untuk mengerjakan sesuatu dengan satu cara, ia akan mencari jalan lain. Kita jarang bergantung pada satu metode saja. Kita biasanya mengetahui sejumlah cara berbeda untuk melakukan satu hal, jadi kalau salah satunya gagal, kita masih punya cara lain," tulis Minsky. Kalaupun semua cara yang pernah kita ingat tak berhasil, kita berusaha menciptakan cara baru. Inilah yang disebut dengan "mekanisme belajar". Berbeda dengan komputer yang berhenti ketika terjadi ketidakberesan, otak manusia justru bekerja jika ada ketidakberesan. Rasa ingin tahu manusia mulai tergelitik justru saat ada yang berjalan tidak dengan semestinya. Saat pelayan restoran datang dengan pesanan yang sesuai dengan yang kita pesan, tak ada yang terpikir. Tapi saat pesanan itu tidak sesuai dengan yang kita inginkan, otak kita bertanya, 'kenapa?' 'kok begini sih?' "Anda belajar sesuatu saat ada yang berjalan di luar yang Anda inginkan," kata Roger Schank, ilmuwan komputer dan psikolog kognitif yang menjadi direktur Institute for the Learning Sciences, Northwestern University, dalam Information is Surprises. "Kenormalan" justru membuat kita bosan, karena tak ada ketidakberesan yang bisa kita pelajari. Menurut dia, manusia menginginkan dunia berjalan "dengan semestinya", zonder ketidakberesan. Tapi saat yang semestinya berlaku, manusia menjadi bosan. "Saat orang bilang mereka bosan, yang mereka maksudkan adalah tidak ada yang dapat mereka pelajari. Mereka tak lagi bosan begitu ada sesuatu yang dipelajari," kata Schank. Berdasarkan inilah Frank Rosenblatt pada 1950-an menciptakan mesin yang dinamai Perceptrons. Aspek baru pada skema Rosenblatt adalah membuat mesinnya belajar hanya dari kesalahan. Mesin itu tidak memberi respons saat yang terjadi adalah yang semestinya. Entah kenapa mesin yang masih sederhana ini tidak dikembangkan lebih jauh di masa kini. Belajar, baik dari kesalahan atau yang lainnya, adalah cara otomatis pada otak manusia untuk berkembang. Dengan demikian, AI baru dapat disejajarkan dengan otak manusia jika ia mampu menjadi mesin yang belajar (learning machine), "Tapi bagaimana cara dia belajar?" tanya Schank. "Itu artinya dia (AI) harus membaca New York Times setiap hari. Dia harus bertanya. Harus mengobrol. Tak ada konsep mesin cerdas tanpa itu semua." AI memang bisa diprogram untuk selalu menambah informasi, tapi bagaimana ia menyeleksi informasi apa saja yang harus masuk dan yang tak perlu masuk? Tak mudah menjelaskannya, karena otak manusia memiliki mekanisme yang kompleks dalam mengumpulkan informasi. Manusia menimba informasi, salah satunya adalah untuk survive. Keinginan untuk survive tidak hanya mendorong manusia untuk makan dan mempertahankan diri, tapi juga menimba informasi yang ia perlukan. Ketakutan akan kefanaan, konsep yang tidak dikenal oleh mesin, adalah faktor utama yang mendorong otak kita untuk selalu meng-update diri dan belajar. Oleh karena itu, Schank tidak setuju dengan kurikulum sekolah yang cenderung menuang informasi apa saja ke dalam otak murid. Otak manusia bukan AI yang tak memiliki sistem seleksi dalam menelan data. Otak manusia akan secara otomatis menimba informasi sesuai dengan yang diperlukan dan diinginkannya. Sekolah hanya bertugas menumbuhkan keingintahuan akan informasi, bukan menjejalinya. Mekanisme belajar tentu bukan cuma soal mengumpulkan informasi, tapi juga bagaimana memanggilnya, membuat indeks dari informasi yang dimiliki, mencari informasi yang disimpan, dan menghubungkan antara satu data dan data lainnya. Otak manusia memiliki cara kerja pencarian data yang unik, yang susah disamai oleh AI. Dalam Dynamic Memory, Schank mencoba mengurai misteri otak dalam mengenali dan memanggil memorinya. Konsep dynamic memory inilah yang merupakan pekerjaan rumah Schank. "Kerja terpenting saya adalah bagaimana membuat komputer mengingat informasi seperti cara manusia mengingatnya." Kita mungkin sering memakai fasilitas Find pada komputer atau menggunakan mesin pencari Google untuk mengumpulkan informasi. Untuk menjaring informasi yang kita inginkan, kita harus mengetikkan satu kata kunci (keyword). Dalam hitungan detik, ribuan atau jutaan data yang mengandung kata itu akan muncul di monitor. Otak kita yang lebih pikun dari komputer juga mengenal keyword saat memanggil informasi yang tersimpan. Bedanya, keyword atau indeks di otak kita lebih unik dan kompleks. Untuk mengilustrasikan hal itu, dalam Dynamic Memory Schank menceritakan kisah tentang steak dan cukur rambut. Ia pernah bercerita kepada temannya bahwa istrinya memasak steak tidak sesuai dengan keinginannya, selalu terlalu matang. Tiba-tiba temannya berkata, "Well, itu mengingatkanku pada saat aku dicukur tidak sependek yang kuinginkan, 30 tahun lalu di Inggris." Pertanyaannya, bagaimana masalah potong rambut bisa muncul di saat mereka bicara tentang steak? Bukankah tak ada keyword yang menyatukannya? Apa hubungan antara steak dan barber? Tentu saja ada hubungannya, meski tak kentara. Kedua pengalaman itu terjadi saat kita dilayani dengan sesuatu yang tidak kita inginkan. Keduanya tersimpan dalam indeks yang sama di otak teman Schank, yaitu indeks pelayanan-pelayanan yang tidak sesuai dengan keinginan. Pertanyaan kedua, kenapa teman Schank mengindeks informasi seperti itu? "Jawabnya, karena Anda ingin memahami semesta dan Anda perlu untuk mencocokkan apa yang terjadi saat ini dengan pengalaman masa lalu," tulis Schank. Keinginan inilah yang mungkin susah diformulasikan pada mesin. Ia memilih istilah case-based reasoning untuk pencocokan ini. Ia juga punya teori MOP dan TOP (memory-organization packet dan theme-organization packet) untuk menjelaskan pemberian label pada setiap informasi dalam otak kita. Tema-tema itulah yang akan membuat pengalaman di masa lalu muncul saat kita mengalami kejadian yang mirip di masa kini. Pengalaman, menurut Schank, adalah salah satu pembeda antara manusia dan mesin. Kita tak mungkin mengatakan telah belajar tentang makanan dan minuman hanya dengan membaca artikel kuliner, menonton filmnya, dan menghafal trik-triknya. "Menghafal semua aturan atau mendiskusikan prinsip-prinsip kuliner tidak berguna sama sekali jika kamu tidak makan dan minum," kata Schank. Bahasa adalah obyek penelitian lain para ahli AI. Hampir semua ahli yang bekerja di bidang ini menjadikan bahasa sebagai salah satu titik tolak penelitian. Steven Pinker, psikolog eksperimental di Department of Brain and Cognitive Sciences, MIT, adalah salah satunya. Dalam Language Is a Human Instinct ia menganggap kemampuan berbahasa dalam otak manusia sebagai insting yang tidak mungkin disamai oleh software komputer tercanggih. Untuk sampai pada kesimpulan ini ia menggabungkan ide Noam Chomsky tentang karakter bahasa dan paham Darwinian dalam menjelaskan kemampuan berbahasa manusia. Dalam Aspect of the Theory of Syntax, Chomsky memang mengatakan bahwa bahasa bukan sekadar memori dan bahasa harus dipelajari sebagai sebuah abstrak. Keabstrakan bahasa inilah yang sulit dimengerti oleh komputer yang berpikir eksak (pasti). Kalimat "John menyukai buku" tidak harus berarti John suka membaca buku. Bisa saja John memang menyukai buku, tapi tak pernah membacanya. Itulah kenapa otak Sutardji Calzoum Bachri dapat mendestruksi arti kata-kata dalam puisi-puisinya di O, Amuk, Kapak. Sampai saat ini banyak halangan dalam penciptaan otak sintetis yang belum dapat dipecahkan oleh para ahli. Itulah kenapa, setelah 20 tahun bekerja di bidang ini Schank masih menganggap penciptaan strong AI adalah sesuatu yang hampir mustahil. "Tak ada jalan pintas menuju ke sana.... Waktu yang saya perlukan untuk mewujudkan hal itu lebih lama dari umur saya sendiri."
Sumber :
www.korantempo.com
{ Oktober 30, 2007 @ 2:42 pm } · { Uncategorized } { Tags: Uncategorized }1. Definisi Kecerdasan BuatanIstilah kecerdasan buatan sebenarnya berasal dari bahasa Inggris: “Artificial Intelligence”. Jika diartikan tiap kata, artificial artinya buatan, sedangkan intelligence adalah kata sifat yang berarti cerdas. Jadi artificial intelligence maksudnya adalah sesuatu buatan atau suatu tiruan yang cerdas. Cerdas di sini kemungkinan maksudnya adalah kepandaian atau ketajaman dalam berpikir, seperti halnya otak manusia dalam menyelesaikan suatu masalah.Secara awam kecerdasan buatan diterjemahkan sebagai sebuah sistem saraf, atau sensor atau otak yang diciptakan oleh sebuah mesin. Sebenarnya kecerdasan buatan merujuk kepada mesin yang mampu untuk berpikir, menimbang tindakan yang akan diambil, dan mampu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh manusia.Alan Turing, ahli matematika berkebangsaan Inggris yang dijuluki bapak komputer modern dan pembongkar sandi Nazi dalam era Perang Dunia II tahun 1950, dia menetapkan definisi Artificial Intelligent : Jika komputer tidak dapat dibedakan dengan manusia saat berbincang melalui terminal komputer, maka bisa dikatakan komputer itu cerdas, mempunyai intelegensi.Kecerdasan buatan itu sesuatu yang diciptakan oleh manusia, untuk menggantikan manusia. Jadi bisa jadi kecerdasan buatan itu merupakan suatu ancaman.Walau pun menyadari bahwa kecerdasan buatan bisa jadi adalah suatu ancaman untuk manusia, tapi manusia masih saja mengembangkan apa yang disebut dengan kecerdasan buatan. Manusia masih saja mencoba mengembangkan / mendapatkan sesuatu (teknologi) yang baru, yang dapat berpikir seperti manusia. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasan dalam diri manusia, manusia ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang lebih mudah. Lagipula memang ada keterbatasan-keterbatasan dalam diri manusia, seperti otak manusia yang hanya mampu berpikir dengan frekuensi kira-kira 100 Hz dan karena manusia mempunyai rasa capai. Bandingkan dengan komputer sekarang yang mampu mengolah data dengan frekuensi 4 GHz. Komputer juga tidak mempunyai rasa capai walau pun harus mengolah data yang sama berulang-ulang.Walaupun terasa sangat futuristik dan terlihat berbahaya, karena mesin nantinya akan memiliki kecerdasan dan emosi, para pakar AI menganggap pengembangan disiplin ilmu ini penting karena bisa diterapkan di Internet nantinya. Misalnya saja, di masa mendatang ketika Anda mengunjungi sebuah situs agen perjalanan, maka di layar komputer akan muncul wajah seorang wanita yang sangat sempurna karena semuanya berupa ciptaan komputer. Uniknya, Anda akan mampu bercakap-cakap dengan wanita artifisial ini, seperti layaknya Anda berbicara dengan staff wanita beneran di counter biro perjalanan. Kalau ini tercapai, maka pelayanan dapat diberikan 100% online, dengan akurasi yang sangat tinggi. Terutama dari konsistensi, keramahan, kecepatan dan akurasi pelayanan. Lain kalau kita menggunakan staff manusia asli yang konsistensinya tidak bisa akurat karena terpengaruh kepada kondisi fisik dan emosi saat itu.Saat ini sudah banyak teknologi kecerdasan buatan yang dihasilkan dan dipakai oleh manusia. Misalnya saja pada robot Asimo yang bisa menari dan berjalan, atau pada permainan komputer yang dirancang untuk membuat manusia berpikir keras untuk mengalahkannya. Contoh lain ada di industri otomotif. Adanya teknologi komputer yang mampu mengolah data dengan cepat dipakai untuk memberikan peringatan pada pengemudi mobil untuk menghindari terjadinya tabrakan.
2. PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK KECERDASAN BUATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING (Studi Kasus Mendiagnosa Keadaan Bayi Dalam Kandungan)Kecerdasan buatan adalah kemampuan komputer untuk berpikir dengan intelegensia. Ini tercapai dengan mempelajari bagaimana manusia mengingat dan berpikir ketika sedang mengambil keputusan dan memecahkan masalah.Kecerdasan buatan yang dibangun mempunyai beberapa komponen yang saling berhubungan untuk membangun sistem yaitu basis pengetahuan, mesin inferensi, antarmuka pemakai. Persoalan yang dipecahkan dalam sistem ini adalah bagaimana cara menyusun aturan yang terdiri atas beberapa premis dan konklusi dari fakta-fakta yang tersedia, sehingga dihasilkan suatu solusi, dengan menggunakan mesin inferensi yaitu forward chaining, selain itu sistem ini juga menggunakan suatu penalaran knowledge base yaitu penalaran rule-based reasoning.Penelitian ini membahas tentang pendiagnosaan keadaaan bayi dalam kandungan yang menggunakan teknik inferensi forward chaining, yang memulai penalarannya mulai dari sekumpulan fakta-fakta menuju sebuah hipotesa (solusi). Sistem yang dikembangkan memberikan keleluasaan pada perekayasa pengetahuan untuk memasukkan himpunan aturan pada basis pengetahuan dan diperolehnya suatu solusi berdasarkan basis pengetahuan yang ada.
3. Issue tentang Artificial IntelligentKecerdasan buatan dibuat dengan maksud untuk meningkatkan sistem dasar komputer sehingga menyerupai ciri manusia, yaitu kemampuan untuk berpikir atau menjawab. Ada beberapa contoh dari kecerdasan buatan yang dijelaskan dalam bab ini.Kemampuan komputer memproses bahasa dasar adalah salah satu contoh dari kecerdasan buatan. Apabila dulu kita harus mempelajari perintah-perintah tertentu untuk berkomunikasi dengan komputer, sekarang ini kita sudah tidak perlu lagi untuk mempelajarinya. Hal ini dikarenakan komputer sekarang sudah dilengkapi dengan kemampuan untuk memahami bahasa kita, sehingga kita dapat lebih mudah untuk berkomunikasi dengan komputer.Kecerdasan buatan lain yang memudahkan interaksi kita dengan computer adalah kemampuan untuk mengenali cara berbicara atau kata-kata yang digunakan oleh manusia. Kita hanya perlu untuk mengucapkan perintah secara lisan kepada computer untuk melakukan suatu program, daripada dengan cara biasa yaitu dengan mengetiknya, dan nantinya computer juga akan balik menjawab perintah tersebut Kemampuan ini dapat dihubungkan dengan sebuah sistem pengenal karakter optikal (OCR), yang susunan dari OCR dapat mengenali kalimat dari dokumen yang telah dicetak. Komputer juga sekarang telah dilengkapi dengan sistem ahli, yang merupakan penasihat dasar dari sebuah computer, sehingga computer dapat membantu dalam bidang medis, pabrik, dan bidang-bidang lain. Inti dari sistem ahli ini adalah pengetahuan yang berasal dari pengalaman manusia. Sumber penambahan informasi dapat mencakup buku dan dokumen lain. Kecerdasan buatan terakhir yang dijelaskan di chapter ini adalah gambar computer. Gambar computer diartikan sebagai sebuah gambar yang diambil dengan menggunakan kamera yang kemudian diolah di computer. Dalam hal ini, kamera dan computer merupakan alat yang memiliki fungsi yang sama seperti fungsi mata dan otak manusia.Berbagai macam teknologi juga telah ditingkatkan untuk mengembangkan kendaraan otomatis yang dalam penggunaannya dapat berfungsi tanpa bantuan manusia. Contoh fungsi dari kendaraan otomatis ini adalah untuk menjelajah angkasa luar, seperti menjelajahi planet-planet. Kendaraan ini mungkin dibuat dari rangkaian komponen hardware dan sebuah program kecerdasan buatan yang dapat memproses informasi. Gabungan dari software computer dan hardware ini juga dapat membuat kendaraan yang bisa digunakan di bumi.Kemajuan dari sistem kecerdasan buatan ini dapat menimbulkan dampak psikologis pada manusia. Bagi kelompok yang menentang adanya kecerdasan buatan percaya bahwa dengan adanya kecerdasan buatan, akan terdapat beberapa dampak dalam kehidupan manusia. Mesin-mesin yang memiliki kecerdasan buatan dapat mengurangi jutaan kesempatan kerja manusia. Selain itu juga terdapat ketakutan bahwa sistem kecerdasan buatan ini, termasuk robot, mengurangi kita sebagai manusia. Sistem dasar dari kecerdasan buatan ini juga telah meningkatkan ketakutan bahwa mesin-mesin dapat menambah jumlah kerusakan.Pendukung dari kecerdasan buatan telah menyatakan argumen balasan bahwa alat dari bidang kecerdasan buatan hanyalah sebuah alat yang tidak akan menggantikan fungsi manusia. Kecerdasan buatan tidak akan mengurangi kemanusiaan kita, melainkan akan meningkatkan kehidupan kita, contohnya adalah penderita kanker akan mendapat keuntungan, dan pengenalan kalimat dan sistem perpaduan dapat membantu seorang individu untuk mengkontrol lingkungannya.4. Memanusiakan Chatbot dengan Kecerdasan BuatanJAKARTA – Pehobi chatting –bercakap-cakap di dunia maya— sebaiknya jangan terlalu serius menanggapi lawan bicara. Siapa tahu kenalan baru itu adalah chatbot, yakni robot yang khusus diprogram untuk chatting. Chatbot merupakan program khusus dalam komputer yang berfungsi sebagai penjawab sapaan di ruang chatting. Di masa mendatang, program serupa ini menjadi kembangan dari artificial intelligent (AI) alias kecerdasan buatan.Jabberwacky, sebuah chatbot yang tinggal di dalam hard disk komputer. Ia mampu menggunakan kata-kata pelesetan, humor, kadang juga kata makian, bahkan juga menjadi pembicara yang konfrontatif. Kelebihan Jabberwacky dari chatbot lain adalah: makin banyak ia bercakap dengan para chatter manusia, makin banyak hal yang dipelajarinya. Chatbot jenius ini adalah temuan Rollo Carpenter, finalis Loebner Prize asal Inggris.Loebner Prize merupakan penghargaan khusus di bidang AI tingkat dunia yang dimulai sejak 1990. Penghargaan ini diberikan pada mereka yang mampu meloloskan diri dari Turing Test, yakni suatu cara menguji mesin untuk mengetahui apakah mesin itu cerdas atau tidak. Jabberwacky akan bergabung dengan delapan finalis internasional lain pada Oktober mendatang untung memperebutkan medali emas. Seperti semua finalis lain, chatbot ini akan menjalani Turing Test yang metodenya ditemukan oleh Alan Turing. Dari sini akan diketahui apakah chatbot ini benar-benar pintar seperti halnya AI lain.Carpenter mendesain Jabberwacky semirip mungkin dengan manusia. Memang bukan dari bentuk fisiknya, melainkan dari caranya bicara dan bercakap-cakap. Chatbot ini mempelajari cara bicara manusia, mempelajari beberapa bahasa, hingga memahami konteks percakapan dan aturannya.
5. KECERDASAN BUATAN =Menduakan Otak Manusia ?????????????????Kecerdasan Buatan (artificial intelligent) adalah penggunaan komputer, yang mana meniru atau menduakan fungsi otak manusia. Sistem Kecerdasan buatan tidak diharap menggantikan manusia sebagai pembuta keputusan, tetapi sebaliknya mereplikakan butirannya, dengan keadaan jelas. Umumnya bidang kecerdasan buatan termasuklah beberapa jenis komponennya. Ianya diringkaskan seperti berikut: Sistem pakar, Robotik, Sistem penglihatan, Sistem Pemprosesan Bahasa Tabii, Sistem Pembelajaran dan Rangkaian neural. Jadi, gimana kita sebagai manusia yang dianugrahi sumber pemikiran ” OTAK”? Mau di duakan??? Plis deh,,,,,,,,,,
Sumber :
www.trihariyono.wordpress.com

Tidak ada komentar: